DENGAN MEMBACA KITA MEMBUKA JENDELA DUNIA

Rabu, 03 April 2019

MANTAN

Di postingan kali ini aku akan berbagi cerita tentang bagaiman aku menyimpan kenangan dengan setiap hal yang aku lakukan menggunakan kata-kata, ya lebih tepatnya dengan sajak atau puisi. Begitu pula dengan masalah percintaan aku sealu menyimpanya dalam bentuk puisi, masing masing dari ,mereka memiliki karakteristik yang berbeda, namun tetap akan ada rasa syukur dan terimakasih karena pernah memberi waarna dalam perjalanan hidupku yang sederhana ini.Dan sebagai bocoran melalui tulisan ini aku akan berbagi nama dan berbagai hal dalam perjalanan yang aku lalui.

Puisi Pertamaku sebenarnya bukan untuk seseorang yang mempunyai hubungan sepesial denganku atau kalau anak jaman sekarang mengganggapnya sebagai pacaran atau taaruf (lebih kekinian), tapi aku tulis untuk mengingat seseorang yang pertamakali mengenalkan apa itu mencintai. Dia adalah orang yang aku kagumi tanpa pernah aku miliki. Mengutarakan rasa? well itu pernah terjadi akan tetapi karena mungkin usia kita masih muda dan terlalu muda untuk memiliki sebuah hubungan akhirnya aku sendiri tak pernah tahu apa yang dia rasakan kepadaku. so ini puisi untukmu semoga kau membacanya dan terimakasih telah mengenalkanku arti mencintai,

#Amelia

gerai rambut hitam panjangmu
manis senyum di lesung pipi mu
rona merah wajah yang merakah
seperti jingga yang mewarnai sore itu

kutatap kau dibalik jendela
pintu tua yang lama terkunci
hati sunyi yang telah terbuka
oleh senyummu oleh indah suaramu

kata-katamu bagikan untain sajak yang indah
tenggelamkan aku dalam kerinduan
bangkitkan rasa sayng di hati ini

merdu suaramu serperti sebuah lagu cinta
iringi setiap jejak langkahku
dalam harmoni kasih ku merindukanmu





Aku Kembali

hai siapapun kamu yang membaca tulisan ini aku baik-baik saja.
Sekarang aku adalah seorang ayah . selama masa vakum dari dunia penulisan ada banyak cerita yang ingin aku bagi, namun untuk saat ini aku hanya ingin berbagi rasa syukurku kepada kalian semua.

Waktu berjalan begitu cepat, akupun telah lupa kapan terakhir kali aku menulis. Jari-jari ini seakan lupa pada tuts keyboard yang ada di komputer. Masa-masa indah penuh imajinasi rasanya sudah lewat, kini hanya tersisa kertas usang tanpa kata bahkan karakter selkalipun.
Aku sadar banyak hal telah berubah dari waktu ke waktu, seperti setatusku yang kini menjadi seorang ayah untuk putra pertama kami. Ya aku telah menikah pada pertengahan tahun 2017 yang lalu, anakku lahir dibulan agustus tahun berikutnya. Kini hidup menjadi semakin bermakna, meskipun berat untuk setiap harinya aku lalui untuk mereka bidadariku dan pangeran kecilku. Aku tahu hidup di era sekarang adalah sebuah pertaruhan, tak semuanya di peroleh hanya dengan pendidikan saja. Bukan berarti pendidikan tidak penting, meraka tetap faktor terpenting agar bisa menjalani hidup dengan baik. Disamping itu semua harus ada kemauan dan tekad untuk terus berkembang dan berubah seiring dengan pertambahan waktu.Menjadi generasi yang bertanggung jawab dengan menerima perubahan dan mengambil sisi baik dari setiap perubahan, belajar dan terus belajar agar berjalan dijalan yang bermanfaat.

Rabu, 09 Juli 2014

Bagaimana

Bagaimana aku dapat menutup telingaku
Bagaimana aku dapat menutup mataku
Bagaimana aku dapat menutup hatiku
tak hanya pada lahirnya saja

jika bayanganmu
jika bisikan suaramu
jika rasa untukmu

masih membelit perasaan baru yang tumbuh
dan aku tak dapat pula menyalahkan itu
seandainya itu tumbuh dan kembali bersemi

Ya Allah Engkaulah Yang Maha Tahu pohon manakah yang kan menjadi tempatku berteduh kelak, menjadi tempat istirahat ketika lelah

Minggu, 18 Agustus 2013

Kau

Semilir angin menerpa segala kegundahan ini
Memanjakan letih yang mendera melekat pada raga ini
Hingga tak kuasa menahan kedua kelopak indah untuk terpejam

Kau hadir memberikan warna pada setiap detik yang masih kumiliki
Seperti peri gigi yang mengabulkan permintaan anak anak
Dikala mereka menyimpan harapan indah

Kau hadir disaat aku membangun setiap inchi pertahanan hidupku terhadap waktu
Menguatkan dan merekatkanku pada setiap detail harapan yang kubuat
Meredam setiap gejolak yang melandaku disaat ku mulai terpuruk

Kau membuka mata ini untuk tetap bertahan
Menggali dari setiap lubang kemungkinan tentang sebuah asa
Mengalirinya dengan rasa sayang yang menentramkan hati

Kau ibarat matahari yang selalu bersinar terang
Kau takan terlambat terbit dan tenggelam